Jumat, 04 Maret 2011

hadits yang sahih tidak bertentangan dengan Al-qur'an

Dalam hadits ada tiga kesimpulan yang  kita dapati :
1. Shahih dari sisi periwayatannya, artinya tidak terdapat cacat sedikitpun.
2. Shahih dari sisi matannya,( Isinya,ma'nanya tidak bertentangan dengan prinsip prinsip keadilan yang tertuang dalam Al-qur'an.).
3. Tidak bertentangan dengan pemikiran yang jernih, yaitu bersih dari sifat syirik, qultus dan hadits itu tidak bertentangan dengan hadits hadits yang bersumber dari yang lainnya, baik dari sisi perawinya maupun matannya.

Jadi sebetulnya tidak sulit untuk menentukan hadits itu shahih atau dhaif.
Dengan memperhatikan tiga prinsip tersebut diatas dapat dibenarkan asalkan cara mempelajarinya dilaksanakan dengan penuh keseriusan dan kehati-hatian, inilah yang dimaksudkan kata Nabi saw. "Innamal a'malu  bin niyat ".

yang artinya segala amalan akan sangat tergantung pada niyatnya lebih ditekankan khusus didalam perkara adat bukan didalam perkara ibadat.( dalam perkara yang harus melibatkan logika ).
Untuk meyakini bahwa pendapat kita itu memdekati kebenaran maka harus juga mengerti kultur dan bahasa, karena Al-qur'an dan juga hadits asalnya ditulis dalam bahasa Arab,jadi mutlak harus juga mengerti bahasa Arab sebagaimana firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 4 " wa ma arsalna min rasulin illa bilisani qaumihi, liyubayyina lahum fayudhillullahu man yasyau wa yahdi man yasyau wa hual azizul hakim.Yang artinya Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan dengan bahasa kaumnya supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka, Maka Allah menyesatkan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Bijaksana.

0 komentar:

Posting Komentar