Senin, 28 Februari 2011

kedudukan taubat dan do'a

Surat Al-Baqarah ayat 286 yang artinya Allah tidak membebani sesorang kecuali sesuai dengan kemampuhannya,ia mendapat pahala dari apa yang ia kerjakan dan ia mendapat siksa/sangsi dari dosa yang ia lakukan.demikian juga dalam suarat An-nazam ayat 39 dan surat Ya-syin ayat 54 yang artinya semakna dengan surat Al-Baqarah 286 kalau dihubungkan dengan taubat dan do'a seolah olah ayat ayat ini tidak ada toleransi bahwa taubat dan do'a tidak ada gunanya.

Yang dimaksud mendapat siksa dari dosa yang ia lakukan itu,maksudnya dosa yang terbawa mati yang belum sempat bertaubat.sedangkan do'a ada waktu waktu yang mustajab untuk ber do'a misalnya ketika selasai penguburan zenazah,selesai sholat pardu,ketika sholat tahazud dan masih banyak lagi tempat yang mustajab untuk berdo'a.

Jumat, 18 Februari 2011

Mengerti dan memahami hadits

Mengerti hadits dan memahaminya tak kalah pentingnya dengan memahami Al-qur'an.kita tidak akan bisa melaksanakan perintah ibadah tanpa mengetahui, dan ini dijelaskan( perintah ibadah itu) oleh hadits,contoh peritah sholat dari Al-qur'an (aqimis sholat) dan hadits  yang menjelaskannya.(shollu kama roaitu umuni yusholli) sholatlah kalian sebagaimana aku mengerjakannya.

Akan tetapi kita juga harus memaklumi keberadaan hadits itu ada yang derajatnya shahih( syah ) ada juga lemah ( daif ) maklum hadits pada jaman Rasulallah saw. dilarang dicatat (alasannya supaya tidak bercampur dengan ayat-ayat Al-qur'an),yang pada waktu itu penulisan sarananya belumlah lengkap seperti sekarang (tulis menulis dan catat mencatat hanya didaun lontar,kulit kambing dan kadang ayat ditulis pada tulang binatang yang dikeringkan.

Terpeliharanya sebuah hadits tergantung kepada kemampuhan daya ingat para shohabat yang menerima hadits itu melalui   pendengaran dan penglihatan sohabat tsb.dan kemampuhan intelektual dari para shohabat tidak sama.
Hadits baru ditulis dan dibukukan diperkirakan setelah para shohabat berusia lanjut oleh para kuli tinta atau Imam yang berkepentingan akan pentingnya hadits yang disadari atau tidak hadits adalah sebagai sumber hukum yang kedua setelah Al-qur'an.

Ketika hadits-hadits itu diburu oleh kuli tinta pada masa itu para narasumber( shohabat nabi) tidah selalu ada di kota Mekah atau Madinah dikarenakan para shohabat banyak yang ditugaskan menjadi pejabat atau menjadi delegasi diluar wilayah Mekah/Madinah sehingga hadits ditulis agak terlambat mengingat tranportasi pada waktu itu baru ada kuda,unta dan melalui pelayaran dilaut.

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa kedudukan hadits itu ada yang derajatnya shahih ( syah )dan ada pula yang derajatnya lemah ( daif ) akan tetapi pakta dan realita tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan ibadat, artinya mau memakai hadits yang manapun monggo, mau pakai hadits yang shahih lebih utama. Yang berhaq menilai adalah .Allah Swt. dari sisi ikhlasnya dan yang mencatat adalah malikat , (jadi semuanya  gaib).

Sehingga menjadi dalil bahwa : menolak salah satu hadits dengan alasan yang rational tidaklah dituduh orang itu mejadi kafir ( kufur ) akan tetapi menolak salah satu ayat Al-qur'an maka dihukuman kufur dan orangnya menjadi kafir.

Kesimpulan tidaklah bijak malah termasuk dholin bila masih ada orang yang bertengkar memperebutkan
kamilah yang paling benar didalam beribadat, karena yang menilai itu Allah swt dan yang mencatat juga para malaikat dan juga penilaiannya bukan saja dilihat dari sisi syahnya saja akan tetapi juga ikhlas dan khusyu  sebagaimana Firman Allah Swt.dalam surat Al-Baqarah ayat 45 dan 46.

memahami Al-qur'an dengan benar

Innal hamda lillah,nahmaduhu wanastainuhu wanastagfiruhu wanauzubillahi min syururi anfusina wa min sayyi ati a'malina. Man yahdillahu fala mudhillalah, wa man yudlilhu fala hadiyalah.

Asyhadu alla Ilaha Illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasyulullah.Alla humma sholli ala Muhammad waala ali Muhammad, kama shollaita ala ali Ibrahim, wabarik ala Muhammad wa ala ali Muhammad,kama barakta ala ali Ibrahim, fil alamina innaka hamidummazid. Amma ba'du:

Segala fuji kepunyaan Allah, kita memuji kepada Allah,dan kita meminta pertolongan kepada Allah,dan kita meminta ampunan kepada Allah dan kita berlindung kepada Allah dari kekotoran/folusi jiwa kita yang senantiasa mengotori amalan ibadah kita.

Saya bersaksi tidak Illah kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Rosululloh.
Ya Allah semoga keselamatan atas Muhammad dan keluarganya seperti engkau berikan kepada Ibrahin dan keluarganya dan keberkahan kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarganya.

Ichwanul Muslimin yang semoga dikasihi Allah kalau kita memperhatikan da'wah yang disampaikan melalui dunia hayal ini sangatlah berragam sesuai ilmu yang dimiliki para da'i dan seberkas emosi yang ada padanya.
Akan tetapi sangatlah farsial tidak menyeluruh sehingga tak jarang isi da'wah itu tak jarang menjadikan ajang
perdebatan yang tidak kunjung selesai malah akibatnya berujung pada rasa permusuhan yang sangat merugikan ummat Islam itu sendiri.Ada yang menawarkan solusi akan tetapi menyimpang dari keyakinan dan hal itu pernah terjadi pada diri Rosul dan Rosul menolaknya.

Saya punya ide yang akan ditawarkan kepada anda, barangkali bisa diterima dan tidak menyinggung perasaan hati yang paling dalam,
Saya telah meneliti seluruh yang diperdebatkan itu semuanya ada dalam ibadah abadah yang hukumnya secara fikih disepakati kita ummat islam yaitu adanya diperkara hukumnya sunnah (bukal hal yang pokok ) akan tetapi tidak berarti menyepelekan ibadah sunnah itu.

Solusi terbaik menurut penulis: Yang pertama sekali yang harus diperhatikan itu didalam memberikan pendidikan kepada  ummat adalah bagaimana cara mengerti dan memahami Alqur'an.

Oleh karena Al-qur'an itu berbahasa Arab,tentu kita selain harus mengerti bahasa arab dan juga kita harus mengetahui kultur atau adat istiadat bangsa arab itu sendiri.karena ini dinyatakan oleh Allah dalam firmannya dalam surat Ibrahim ayat 4: A'uzubillahi minasysyaithonir rozim: Wama arsalna min rosulin illa bilisani qaumihi liyubayyina lahum fayudhillulahu man yasyaau wahual azijul hakim.Yang artinya :Kami tidak mengutus seorang rasulpun melainkan dengan bahasa kaumnya,supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.maka Allah menyesatkan kepada siapa yang Ia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Ia kehendaki dan Dia lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha  Bijaksana.

Akan ditulis cara memahami hadits yang bijak ikuti terus blog ini di salamdayus.blogspot.com

Sabtu, 12 Februari 2011

Cara menterjemahkan Al-qur'an dengan benar

Sebelum menterjemah ayat Al-qur'an terlebih dahulu kita mesti tahu dulu apa itu Al-qur'an.
Al-qur-an adalah wahyu ( perkataan Allah yang diterima oleh Rosullullah saw).langsung dari Allah atau melalui perantaraan malaikat gibril yang dirasakan oleh nabi atau didengar yang isinya petujuk Al-qur'an sendiri memakai kata" hudan"yang esensinya sebagai petujuk ibadah.sebagaimana firmanNya " Wama holaqtul jinna wal insan illa li ya budun". artinya Dan tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.

Setiap ayat mengandung korelasi dengan ibadah, baik itu berupa larangan anjuran atau perintah untuk melaksankan sesuatu amalan dalam rangka beribadah langsung ataupun tidak langsung.
Kemudian dijelaskan oleh rosul yang berupa perbuatan atau prilaku dan juga nasihat dan ketentuan hukum misalnya hukum waris, pidana, perdata, hukum nikah, disingkat berupa hukum ibadat dan hukum didalam perkara adat.

Cara menterjemahkan Al-qur'an yang salah.
Cara cara ini dilakukan oleh Jemaat Ahmadiyah contoh: Mereka tidak dapat membedakan pengalaman rohani seseorang yang memiliki kemampuan panca indara yang lebih dari biasanya mereka jemaat Ahmadiyah mengartikannya sama dengan menerima wahyu,seperti yang dialamai oleh sayidina Umar dan sahabat yang lainnya,demikian juga yang dialami oleh Mirza Gulam Ahmad, beliau mengalami seperti itu beliau tidak secara terang terangan mengaku nabi, tapi bisa dilihat dari pernyataannya seperti "Barang siapa yang tidak percaya kepada wahyu yang diterima Imam yang dijanjikan( MirzaGulam Ahmad bisa dibaca dalam  Mawahib ar- Rahman,halaman 38) maka ia telah sesat sesesat sesatnya" dan ia akan mati dalam kematian jahiliyah.dia juga mengaku sebagai Al- masih Ibnu Maryam, Yang menyatakan beliau sebagai nabi adalah anaknya beliau yaitu Basirudin Ahmah.

Didalam Al-qur'an surat Ibrahim ayat 4 Allah berfirman "Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka, maka Allah menyesatkan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

Dalam Kitab Tadkirah hal 519 Sesungguhnya Aku menrurunkannya dekat Kodian dengan membawa kebenaran aku turunkan dengan sebenar benarnya turun,Maha benar Allah dan rasulnya,Sesungguhnya ketetapan Allah akan berlaku.Segala puji bagi Alllah yang telah menjadikan engkau sebagai Al-Masih Ibnu Maryam.(Tadkirah637).
Mirza lakhir di Kodian dan menerima wahyu disana tapi yang mengherankan bahasa wahyunya itu bahasa arab jadi membingungkan keur saha atuh ? maenya urang kodian bahasa arab sekurang kurangnya juga bahasa India atawa hujarat ?Mirza juga mengaku sebagai Nabi Isa ( Imam Mahdi )

 Hukum ibadat asalnya tidak ada( tidak dikenal)
Hukum  ibadat yang berhubungan dengan perkara adat. seperti nikah; makan; minum,buang hajat itu semuanya perkara adat,jika ada arahan dari Al-qur'an berupa larangan dan anjuran bila ditaati menjadi bernilai ibadat dan dapat pahala.
Hukum/ aturan didalam Al-qur'an bersifat  universal, menyeluruh dan berlaku untuk semua orang yang masi hidup .

Jumat, 11 Februari 2011

bagaimana bersikap untuk membela suatu keyakinan dalam beribadat

Innal hammda lillah nahmaduhu wanas tagfiruhu wanauzubillahi minsururi anfusia wamin sayyi atia'malina.,
Man yahdillahu fala mudhillalah wa man yudlilhu fala hadiyalah, Ashadu alla ilaha illalloh wahdahu la syarikalah  wa ashadu anna muhammadan abduhu warosuluh alladzi  lanabiya ba'dah.
 Huwallazi arsala rosulahu bil huda wadinilhaq liyudkhirohu aladdini kulli wakafa billahi syahida.

Allohumma sholli ala muhammadin wa ala ali muhammad, kama shollaita ala ibrohim wa ala ali ibrohim,wa barik ala muhammad wa ala ali muhammad,kama barokta ala ali ibrohim , fil alamina innaka hamidun madzid,
Amma ba'du : Ya ayyuhal mu'minun hitaqulloha haqqo taqwa wala tamutunna illa wa antum muslimun.
Firman Allah swt.:
Al-baqarah ayat 16.
artinya                :  mereka itulah orang yang  membeli kesesatan dengan petunjuk,maka tidaklah beruntung
                             perniagaan mereka, dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
ayat ini sebagai analog dari pada sebuah pernyataan himbauan kepada mereka yang tidak mengikuti imam dalam sholat subuh dengan pernyataan hendaknya mengangkat tangan ikut meng-aminkan do'a qunut, demi menjaga ukhuah atau demi menjaga persatuan ummat,berarti mengorbankan sebuah keyakinan.

Menurut pendapat penulis : Biarkanlah pakta itu berjalan apa adanya sambil menunggu  hidayah turun dari Allah kepada mereka, belum tentu yang banyak itu benar dan belum tentu yang sedikit itu salah.
Sholat mereka yang berbeda itu kedua duanya tetap syah, kita belajar berbeda dalam satu keyakinan.

Jika hati mereka bergolak itu urusan mereka bukan urusan Allah dan rasulnya, Allah lebih mengetahui hati mereka dan Rosul bersabda : Aku tidak diutus untuk mengurusi hati mereka (yang berselisih.)

Dan ada lagi sebuah ayat untuk dijadikan pertimbangan:  Wa in tu'ti aksaro man fil ardhi yudhilluka an sabi lillah in yattabiunaddonna wa in hum illa yakhrusun, artinya : Dan jika kamu mengikuti kebanyakn orang orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah, mereka tidak lain  hanyalah  mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta ( terhadap Allah ).qur'an Al-Al'anam ayat 116.

Demikian tulisan ini dibuat sebagai penyeimbang dari pendapat yang kelihatannya bijak tapi hanyalah sebuah kekeliruan belaka, hendaknya pernyataan yang berbau syara dilengkapi dengan dalil syar'i supaya tidak berbau bid'ah.

Senin, 07 Februari 2011

Kehidupan setelah mati

Membicarakan kehidupan setelah kematian berarti membicarakan tentang roh yang hidup dan menghidupkan.
Firman Allah swt.dalam surat Al-Israa ayat 85 :
Yang artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang ruh katakanlah ruh itu termasuk urusan Tuhan dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.
Kalau kita perhatikan kecenderungan manusia itu  telah percaya bahwa ruh itu adalah sebagai unsur pokok dari pada kehidupan, buktinya dari sejak 15 abad yang lalu orang telah bertanya tentang ruh itu seperti diberitakan dalam surat ke 85 Al- Israa itu, bahkan pada sekarang ini manusia percaya akan keberadaan ruh itu, buktinya orang menaruh hormat kepada orang yang baru saja jasadnya berpisah dengan ruh yaitu kematian.
Pengetahuan yang hanya sedikit itu diberikan kepada Nabi saw.penting kita mengetahuinya agar kita tidak dibikin bingung menghadapi permasalahan/persoalan ruh bila telah berpisah dengan jasad.
Tidak kurang dari 900 ayat yang membicarakan tentang ruh, bukan membicarakan tentang hakikat dan rahasinyanya, tetapi membicarakan tentang sifat sifat roh itu.
Roh itu adalah satu unsur rohaniah yang menjadi sumber hidup yang mempunyai kesadaran dan pengertian, yang mempunyai kekuatan dan perasaan, keinginan dan kebutuhan,yang kekal  abadi tak dapat rusak dan musnah sekalipun sudah berpisah dengan tubuh atau jasad, tetap merasakan kebahagiaan dan kegembiraan, mengalami kesedihan dan dan kesengsaaraan, menurut amal  dan perbuatan yang pernah dilakukannya selama hidupnya didunian ini.
Dua Perkara yang pasti dialami oleh setiap manusia, yaitu akan mengalami kematian sedang yang kedua bahwa sesudah mati akan hidup kembali di alam barzah atau alam akhirat.
Mati adalah satu perkataan yang sangat ditakuti hampir oleh setiap manusia kecuali orang yang putus asa ingin lekas mati,ditakuti pula oleh binatang.buktinya kalau lapar kambing suka mengembik anjing menggonggong dan srigala mengaung tandanya takut kehidupannya akan berakhir.

Sangatlah pantas jikalau manusia takut mati,karena kematian berarti berpisah dengan ia miliki atau senangi berpisah dengan segala yang disayangi atau dicintai.Berpisah dengan anak isteri dan kekasih,berpisah dengan ibu dan bapak , berpisah dengan harta benda dan pangkat,berpisah dengan dunia dan dengan segala isinya.

Berpisah sebentar  saja dengan anak atau isteri,kadang mengalirkan air mata, apa lagi berpisah buat selamanya.

Semua orang takut mati, tetapi ada yang takutnya bersangatan sekali, ada pula yang takutnya sedang sedang saja, ada pula yang takutnya sedikit saja,bahkan ada yang tak takut mati, malah berani ingin mati.
Seorang yang yakin dan percaya bahwa ruh manusia itu akan hidup terus, kekal dan abadi dengan segala kesadaraan dan pengertian sebagai mana sudah kita bicarakan diatas, maka ketakutan akan mati akan berkurang sedikit atau banyak, tergantung sedikit atau banyaknya kepercayaan atau keyakinan.

Orang yang tidak mempunyai kepercayaan bahwa roh itu akan hidup terus, maka bagi orang ini mati adalah sesuatu yang tak dapat dibayangkan dan menakutkan,orang ini akan mengalami kegoncangan hebat dalam bathinnya bila mengalami sedikit bahaya dalam hidupnya.

Orang yang tidak mempunyai kepercayaan dan keyakinan ini, tak mungkin dapat merasakan ketenangan dalam hidupnya, sekalipun dia sehat atau kaya raya, sekalipun dia kuat dan punya kedudukan.
Tanpa keyakinan dan kepercayaan. jiwa menjadi ringan, gampang digoyangkan oleh sedikit angin saja.
tetapi jiwa orang yang berisi kepercayaan dan keyakinan, adalah jiwa yang berat tak dapat digoyang oleh kejadian kejadian kecil.

Beruntunglah orang yang mempunyai kepercayaan dan keyakinan, dan merugi sekali orang yang hidupnya tanpa kepercayaan dan keyakinan.
Kunjungi blog kami di : http://salamdayus.blogspot.com

Kamis, 03 Februari 2011

mengikuti Al-qur'an dan sunnah Rosul


Rasulullah saw bersabda :
“Taraktu fiikum amraini maa in tamassaktum bihimaa lan tadhilluu’abadan Kitaaballaahi wa sunnata rasuulihi”
Artinya :
Aku tinggalkan kepada kamu dua hal (pegangan); jika kamu berpegang kepada keduanya, kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Pegangan itu adalah
1. Kitabullah (Alqur-aan) dan
 2. Sunnah Rasul.
(Khutbah Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. pada Hijjatul Wada’)
Didalam Al-qur'an surat Al-Baqarah ayat 21 :


Artinya :
 “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa”.

Kalimat taqwa secara bahasa artinya adalah Takut, secara makna artinya hati-hati secara definisi yaitu melaksanakan apa yang diperintah oleh Allah SWT dan menjauhi apa yang dilarang oleh Tuhan Allah SWT.
  • Ibadah yang diperintahkan yaitu :
Adapun pengertiannya,  Ibadah adalah perkara yang akan mendatangkan pahala.

Taqwa adalah yang menjadikan harapan kita semua.

Sebelum membicarakan yang lebih subtansi, terlebih dahulu kita harus mengerti apa arti dari pada taqwa itu.

Sayyidina Ummar bin Hattab memberi gambaran kepada kita :
" Engkau melihat orang yang sedang berjalan diatas jalan yang penuh duri, bagaimana orang itu ?
Sudah tentu akan hati hati karena takut tertusuk duri bukan?

  •   Hukum ibadah:
Hukum ibadah itu terbagi kedalam dua bagian yaitu :
1.      Ibadah Wajib
2.      Ibadah Sunat
Sebagaimana Saudara/i ketahui pengertian wajib adalah “Apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan bila ditinggalkan akan mendapat sangsi/hukuman,
Sedangkan Sunnat adalah “Bila dikerjakan akan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak mendapat apa-apa ( dalam keterangan lain akan menyesal diakhir).
Sekarang pendalamannya:
Ibadah adalah perkara yang akan mendatangkan pahala.
Pertanyaannya, apakah ada ibadah yang  tidak akan mendapat pahala malah sebaliknya mendapat “palu” (teguran).
 Jawabnya ada yaitu ibadah yang tidak ada perintahnya yang sering disebut sebut masuk kedalam perkara Bid'ah.
sekarang apa itu Bid'ah ?.          
Didalam kitab Al-Ihtisom dikatakan Bid'ah itu adalah suatu amalan yang tidak disertai dalil atau keterangan padanya dari syar'I " Al amalun ladzi la dalilun alaihi fi syar'i (Tidak disyariatkan oleh Rosulullah SAW).
Nabi bersabda:
“Albid'atun dholalatun wa dholalatin finnar”.
Artinya :
Bid'ah itu adalah sesat dan kesesatan itu tempatnya neraka.
Sabda Nabi SAW :
" Man amila amalan la isa alaihi amruna pahua roddun "
Artinya :
Suatu amalan yang tidak ada contohnya dari nabi itu tertolak.
  •  Bahaya bid'ah :
1.      Akan mematikan/menghilangkan sunnah.
2.      Akan jauh dari pada mendapat syafaat dari nabi/Rosul saw.
3.       Tobat ahli bid'ah ditolak (tidak diterima tabatnya ahli Bid'ah)
Innalloha hazba taubata an shohibi kulli bid'ah( sesungguhnya Allah menutup taubatnya dari semua ahli bid'ah) ash shahih no 1620.
Demikian pembahasan tentang Ibadah dan taqwa, untuk pembahasan lebih lanjut silakan kunjungi http://salamdayus.blogspot.com/

Wasalamualaikum wr wb.

Selasa, 01 Februari 2011

Jangan engkau turut apa yang engkau tidak tahu.

didalam Al-qur'an Allah berfirman : wala taqfuma laisa laka bihi ilmu, inna sab'a wal bashoro wal fuadza kullu ula ika kana anhu mas ula , Artinya: jangan engkau turut apa yang engkau tidak tahu, sesungguhnya pendengaran,penglihatan bahkan hati sekalipun akan ditanya dari hal turutnya.(Al-qur'an surat Al-Israa ayat 36).-

Dan wa in tu'ti aksaro man fil ardhi, yudhilluka an sabilillah, in yattabiuna illa adonna wa in hum yakh rushun.(surat Al-an'am ayat 116)
artinya: Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang orang yang dimuka bumi ini,niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta ( terhadap) Allah.

Penjelasan ayat yang pertama berma'na umum, artinya menyuruh kita selektip tak boleh sembarangan mengikuti hal hal yang ada kaitannya dengan amalan ibadah karena pada akhirnya kita akan dihisab atau diminta pertanggungan jawab dihapan Allah Swt. dari hal turutnya.

Sedangkan Surat Al-An'am ayat 116 melarang kita mengikuti (menuruti)kebanyakan orang orang (didalam beribadat) tanpa disertai dalil syar'i yang kuat dari Al-qur'an dan hadits.mereka hanyalah mengikuti dalil dalil logika saja ayat ini ditutup dengan menyebutkan "  dan mereka tidak lain hanyalah berdusta ( terhadap Allah).

( tafsir ayat ini dibuat/ ditulis secara bebas dengan memperhatikan kata demi kata dalam Ayat, artinya belum ada pengakuan akademis atau rujukan degan pendapat lainnya.(menunggu koment).